Laba tahun berjalan POWR tercatat senilai USD72,525 juta pada tahun 2022 atau amblas 20% dibanding tahun 2021 yang terbilang USD 90,439 juta. Dampaknya, laba per saham dasar ke level USD0,0046 per lembar, sedangkan akhir tahun 2021 berada di level USD0,0057.
Padahal total penjualan listrik tumbuh 7% menjadi US$ 550,45 juta yang ditopang peningkatan penjualan listrik kepada pelanggan industri sebesar 12% menjadi USD476,93 juta. Tapi penjualan listrik kepada PLN merosot 17,8% menjadi USD73,512 juta.
Sayangnya, beban membengkak 13,9% menjadi USD 261,46 juta. Akibatnya, laba usaha terkikis 7,6% menjadi USD 133,58 juta. Sementara itu, total kewajiban bertambah 0,15% menjadi USD 661,85 juta. Pada sisi lain, jumlah ekuitas terkerek 0,18% menjadi USD 699,76 juta.
Di tahun 2022, perseroan berhasil meningkatkan daya tersambung pelanggan industri sebesar 53 MVA menjadi 1.234 MVA dari 1.181 MVA di tahun 2021. Jumlah pelanggan industri tahun 2022 pun bertambah menjadi 2.595 pelanggan dari sebelumnya 2.527 pelanggan di tahun 2021.
Peningkatan ini menunjukkan optimisme yang tinggi dari pelaku industri atas perekonomian Indonesia, salah satunya industri data center dengan pertumbuhan kapasitas hingga 70% pada tahun 2022 dibandingkan dengan tahun lalu.
(Taufik Fajar)