Singkat cerita, akhirnya penghobi bulutangkis pun mendapatkan permodalan untuk mengembangkan usahanya. Dia pun menambah kolam ikannya yang kini sudah ada 17 kolam setelah beberapa kali memanfaatkan program tersebut.
"Program BRI ini sangat membantu saya. Jadi, saya sudah berkali-kali memanfaatkan program ini," ucapnya.
Azim kini sudah bisa tersenyum lebar melihat usahanya terus berkembangi. Namun, sampai ke titik tersebut dia butuh perjuangan yang tidak main-main.
Pria kelahiran 1993 itu menegaskan budidaya ikan tawar juga butuh ketekunan, semangat, dan terus memperkaya diri dengan ilmu. Dia saja menerapkan hal tersebut sempat merasa gagal yang bikin hatinya teriris-iris, apalagi tidak.
Hal itu ditandai ikan-ikan yang dirinya budidayakan banyak mati. Kondisi itu sempat membuat mentalnya berantakan untuk melanjutkan usaha.
"Pernah rugi Rp 10 juta dalam satu hari. Itu karena ikan yang sama miliki mati semua," ucapnya.
Akan tetapi, pria yang menyukai kuliner ikan bakar itu berusaha bangkit dengan kembali mengevaluasi diri. Pasalnya, dia tidak mau gagal yang mana akan mengecewakan keluarga yang telah mendukungnya.
"Saya konsultasi dengan istri (agar semangat kembali) dan juga dengan orang-orang yang lebih paham ikan. Itu saya lakukan," ucapnya.
Masa-masa itu telah dirinya lalui, kini usaha Azim terus maju yang mana bisa memasarkan 5 kuintal ikan untuk wilayah Bogor dalam satu hari. Dia pun sudah merasakan nikmatnya hasil kerja kerasnya selama ini.
"Itu buat wilayah Bogor saja kurang. Saya tidak bisa memenuhi permintaan ke Jakarta," ujarnya.
Hebatnya, Azim tidak hanya ingin sukses seorang diri. Pasalnya, dia juga membina masyarakat setempat agar pembudidayaannya bisa berkembang.
"Saya memberikan pembinaan kepada 10 pembudidaya ikan. Itu berkaitan permodalan dan pemasaran hasil panen ikan," ucapnya.
(Dani Jumadil Akhir)