Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

New York hingga Jakarta Terancam Tenggelam!

Safina Asha Jamna , Jurnalis-Minggu, 04 Juni 2023 |07:32 WIB
New York hingga Jakarta Terancam Tenggelam!
Ilustrasi banjir. (Foto: BBC)
A
A
A

JAKARTA - Kota-kota besar seperti New York hingga Jakarta disebut terancam tenggelam karena dibebani oleh gedung-gedung pencakar langit.

Dilansir BBC di Jakarta, Minggu (4/6/2023), pada 27 September 1889, para pekerja menyelesaikan bagian terakhir pada The Tower. Gedung 11 lantai itu, berkat struktur kerangka bajanya, dianggap sebagai gedung pencakar langit pertama di Kota New York.

 BACA JUGA:

The Tower Building telah lama hilang, namun pembangunannya menandai dimulainya pesta konstruksi yang masih terus berlanjut.

Di Kota New York seluas 777 kilometer persegi, terdapat 762 juta ton beton, kaca dan baja, berdasarkan perkiraan para peneliti United States Geological Survey (USGS).

Di mana data itu menggeneralisasi jenis-jenis material bangunan, jumlah yang luar biasa itu belum termasuk belum termasuk perlengkapan dan furnitur di dalam jutaan bangunan itu. Data itu juga belum termasuk infrastruktur transportasi yang menghubungkan satu sama lain, serta 8,5 juta orang yang menghuninya.

Sehingga bobot itu berdampak luar biasa terhadap tanah tempat dibangun.

 BACA JUGA:

Tanah itu, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada bulan Mei, tenggelam 1-2 milimeter per tahun, sebagian disebabkan oleh tekanan dari bangunan-bangunan di atasnya.

Dan menurut para ahli, itu juga dipengaruhi penurunan muka tanah terhadap permukaan laut, di mana kenaikan permukaan laut relatif adalah sebesar 3-4 milimeter per tahun.

Meski angka itu terdengar kecil, namun selama beberapa tahun terakhir, ini telah memicu persoalan signifikan bagi kota-kota pesisir.

Diketahui bahwa New York telah mengalami penurunan muka tanah sejak akhir zaman es. Terbebas dari beban lapisan es, beberapa daratan di Eastern Seaboard meluas, sementara bagian lain dari daratan pesisir, termasuk bongkahan di mana Kota New York berlokasi tampak menetap.

“Relaksasi itu menyebabkan penurunan,” kata Seorang Ahli Geofisika, Tom Parsons di Pusat Ilmu Pesisir dan Kelautan Pasifik USGS di Moffett Field, California dan salah satu dari empat penulis studi tersebut.

Tapi bobot yang sangat berat dari area kota yang dibangun turut memperburuk penurunan ini, kata Parsons.

Dia menyebeut New York dapat dilihat sebagai perwakilan dari kota-kota pesisir lainnya di AS dan dunia yang populasinya terus bertambah akibat orang-orang yang bermigrasi ke kota tersebut, terkait urbanisasi, yang juga menghadapi kenaikan permukaan air laut.

Ada berbagai alasan mengapa kota-kota pesisir tenggelam, namun infrastruktur yang dibangun manusia berperan menurunkan tanah.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement