Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

New York hingga Jakarta Terancam Tenggelam!

Safina Asha Jamna , Jurnalis-Minggu, 04 Juni 2023 |07:32 WIB
New York hingga Jakarta Terancam Tenggelam!
Ilustrasi banjir. (Foto: BBC)
A
A
A

Skala infrastruktur ini sangat luas. Pada tahun 2020, massa objek buatan manusia melampaui massa makhluk hidup.

Adakah yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan kota-kota, yang beberapa di antaranya berpenduduk ratusan juta, agar tidak tenggelam?

Adapun perkiraan soal beberapa kota di seluruh dunia, seperti Jakarta, tenggelam jauh lebih cepat dibandingkan yang lain.

“Di beberapa kota, kami melihat penurunan beberapa sentimeter per tahun,” kata Profesor oseanografi di University of Rhode Island, Steven D’Hondt.

Pada level ini, Jakarta tenggelam jauh lebih cepat dibandingkan kenaikan permukaan laut.

“Butuh pencairan es yang meningkat pada level tertentu sampai kedua level itu bertemu," tambahnya.

Selain menjadi salah satu penulis studi New York, D’Hondt adalah salah satu dari tiga penulis studi tahun 2022 yang menggunakan citra satelit untuk mengukur tingkat penurunan muka tanah di 99 kota pesisir di seluruh dunia.

“Jika penurunan muka tanah berlanjut dengan laju seperti baru-baru ini, kota-kota ini terancam banjir besar lebih cepat dari yang diprediksi,” tulis D’Hondt dan rekannya Pei Chin Wu dan Matt Wei, yang juga dari University of Rhode Island.

Kota-kota di Asia Tenggara kerap muncul dalam daftar kota yang mengalami penurunan muka tanah paling cepat. Sebagian wilayah Jakarta mengalami penurunan antara 2 mm - 5 cm per tahun.

Selain Jakarta, yang statusnya sebagai ibu kota akan digantikan oleh Ibu Kota Nusantara yang sedang dibangun di Kalimantan Timur, Manila (Filipina), Chittagong (Bangladesh), Karachi (Pakistan) dan Tianjin (China) juga sudah mengalami kerusakan infrastruktur dan sering banjir.

Sementara itu, meskipun bukan kota pesisir, Mexico City tenggelam dengan kecepatan 50 sentimeter per tahun, level yang mencengangkan karena Spanyol yang mengeringkan akuifer di bawahnya ketika mereka menjajahnya.

Menurut penelitian, butuh waktu 150 tahun sebelum penurunan itu berhenti, dan setara dengan 30 meter penurunan muka tanah tambahan.

Namun kota-kota pesisirlah yang menjadi fokus penelitian D'Hondt dan rekan-rekannya. Sebagian besar wilayah Semarang misalnya, tenggelam dengan kecepatan 2-3 cm per tahun, sementara sebagian besar wilayah di utara Teluk Tampa, Florida, tenggelam dengan kecepatan 6 milimeter setiap tahun.

Wei mengatakan beberapa tingkat penurunan ini terjadi secara alami. Namun, hal ini dapat dipercepat oleh manusia, tidak hanya oleh beban bangunan kita, tapi juga oleh ekstraksi air tanah dan produksi minyak dan gas yang berada di kedalaman.

Beberapa tingkat penurunan ini terjadi secara alami, kata Wei. Namun, hal ini dapat dipercepat oleh manusia tidak hanya oleh beban bangunan kita, tetapi juga oleh ekstraksi air tanah dan produksi minyak dan gas kita yang berada di kedalaman.

Kontribusi relatif dari masing-masing fenomena ini, kata Wei, bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, sehingga menantang untuk memahami dan mengatasi penurunan muka tanah pesisir.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement