JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi month to month (mtm) di Mei 2023 sebesar 0,09%. Sementara tingkat inflasi year to date (y-to-d) Mei 2023 sebesar 1,10%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini melaporkan bahwa pada bulan Mei 2023 terjadi inflasi year-on-year/tahunan (yoy) sebesar 4,00% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 114,84.
"Tingkat inflasi bulanan Mei ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu," ujar Pudji dalam rilis BPS di Jakarta, Senin (5/6/2023).
Sementara itu, penyumbang inflasi bulanan tertinggi di Mei 2023 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,48% dan andilnya 0,13%. Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau tersebut diredam oleh deflasi pada kelompok pakaian dan alas kaki, dengan deflasi sebesar 0,46% dan transportasi dengan deflasi 0,56%.
"Komoditas penyumbang inflasi secara bulanan terbesar di antaranya adalah bawang merah dengan andil sebesar 0,03%, daging ayam ras dengan andil sebesar 0,03%, ikan segar dengan andil sebesar 0,02%, telur ayam ras dengan andil sebesar 0,02%. Juga termasuk rokok kretek filter dengan andil sebesar 0,02% dan bawang putih dengan andil sebesar 0,02%," terangnya.
Pudji menjelaskan, untuk sebaran inflasi menurut wilayah, secara bulanan inflasi di 67 kota IHK lebih tinggi dari inflasi nasional. Sebanyak 77 kota mengalami inflasi dan 13 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi adalah di kota Tanjung Pandan sebesar 1,28%, dengan komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah ikan segar (0,51%), daging ayam ras (0,25%), tarif angkutan udara (0,14%), dan bawang merah (0,13%).
"Sementara itu, deflasi terdalam terjadi di kota Kupang sebesar -0,79%," pungkas Pudji.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)