“Kami tertidur ketika gempa terjadi. Sebagian atap runtuh dan kami terjebak di dalam, teapi saya dan suami berhasil melarikan diri,” katra Ghabar menceritakan setelah peristiwa tersebut.
BACA JUGA:
Bagi yang lain, kehilangan itu bahkan lebih menyakitkan.
Fatiha Aboualchouak mengatakan keponakannya yang berusia empat tahun termasuk di antara lebih dari 1.000 orang yang tewas.
“Saya tidak mempunyai kekuatan untuk berbicara,” ucapnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)