Di dekat Orange Grove Road, Invictus Developments milik miliarder Indonesia Bachtiar Karim sedang membangun hotel butik dengan 143 kamar di bawah merek trendi mereka, The Standard. Properti itu dijadwalkan dibuka tahun depan tepat di sebelah Shangri-La.
BACA JUGA:
Tak jauh dari Orchard Road, COMO Metropolitan Singapore akan dibuka bulan ini. Kompleks hotel dan perbelanjaan dengan 156 kamar ini dikembangkan oleh Como Hotels & Resorts, perusahaan berbasis di Singapura yang didirikan oleh Christina Ong, istri direktur pelaksana Hotel Properties Ong Beng Seng.
Jajaran penginapan baru di Singapura yang terus bertambah akan mendapat manfaat dari kebangkitan kembali negara ini pascapandemi. Kunjungan pengunjung ke Kota Singa meningkat dua kali lipat menjadi 1,42 juta pada bulan Juli dibandingkan tahun lalu, didukung oleh kembalinya wisatawan Tiongkok, menurut data dari Singapore Tourism Board.
Pemerintah memperkirakan sebanyak 14 juta wisatawan akan mengunjungi negara ini pada tahun ini dan menghabiskan dana hingga USD21 miliar. Dari para pengunjung tersebut menaikkan tarif kamar ke tingkat rekor, menurut laporan oleh perusahaan manajemen perjalanan FCM Consulting.
Tarif kamar rata-rata bulan ini telah meningkat menjadi USD880 per malam sejauh ini, melonjak 27% dibandingkan tahun lalu, karena negara kota ini menjadi tuan rumah serangkaian acara Internasional seperti Formula Satu Grand Prix Singapura, katanya.
Hotel-hotel di sekitar sirkuit Formula Satu bisa mengenakan tarif premium, dengan tarif kamar di Marina Bay Sands (MBS) yang ikonik berkisar USD2.000 per malam selama balapan akhir pekan dari tanggal 15-17 September dari USD800 per malam di bulan lalu.
MBS sedang membangun menara baru untuk menambah 1.000 suite lagi ke dalam inventarisnya saat ini yang berjumlah 2.561 kamar sebagai bagian dari rencana perluasannya yang mencakup pembangunan arena hiburan berkapasitas 15.000 kursi.
Selain itu, perusahaan telah menghabiskan USD1,1 miliar lagi untuk membuka dua hotel baru di Kota Singa pada akhir tahun.
“Prospeknya sangat positif,” kata Carolyn dalam wawancara yang diterbitkan di Forbes Asia edisi September.
“Hanya saja dengan suku bunga yang tinggi, banyak investasi yang membutuhkan jangka waktu yang sangat panjang," menurut laporan tambahan dari Gloria Haraito dan Jessica Tan.
(Zuhirna Wulan Dilla)