Total pendanaan proyek Pabrik Pusri IIIB mencapai Rp10,52 triliun. Saat ini nilai kredit investasi (KI) yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 9,317 triliun. Sedangkan, sisa anggaran proyek nantinya menggunakan kas internal perusahaan.
Tiko menyebut Pabrik Pusri IIIB dibangun dengan teknologi low energy, nantinya akan menggantikan pabrik lama yaitu Pabrik Pusri III dan IV yang dinilai kurang efisien dalam penggunaan energi.
Selain itu, proyek ini mendukung implementasi ESG, di mana dengan teknologi low energy yang ramah lingkungan, potensi penurunan emisi karbon sebesar 300.000 ton per CO2 ekuivalen per tahun.
"Ini saya rasa bagus sekali bahwa teknologi ini digunakan, nanti bisa memberikan kontribusi penurunan carbon footprint kita," bebernya.
"Pabrik Pusri IIIB diharapkan dapat menurunkan konsumsi bahan baku, yaitu gas sebesar 13 MMBTU per ton, lebih rendah ke 38% dibandingkan Pabrik Pusri 3 dan 4 yang lama," tutur dia.
Proyek tersebut juga diharapkan mampu memperkuat ketersediaan pupuk, terutama mendukung aspirasi pemerintah dalam mencapai ketahanan pangan. Bahkan, untuk mendorong perekonomian dan penciptaan lapangan pekerjaan.
"Kita tahu bahwa saat ini ketahanan pangan menjadi isu utama, bagaimana kita mengelola produksi pertanian kita dan tetap menjadi tantangan ke depan," pungkas Tiko.
(Taufik Fajar)