Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

IHSG Pekan Depan Berpotensi Melemah di 6.875-6.900

Dinar Fitra Maghiszha , Jurnalis-Minggu, 15 Oktober 2023 |09:40 WIB
IHSG Pekan Depan Berpotensi Melemah di 6.875-6.900
IHSG Diprediksi Melemah (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada pekan depan, setelah Jumat lalu (13/10/2023) berakhir tertekan 0,12% di 6.926,78.

Secara teknikal melalui indikator Stochastic RSI, indeks komposit dinilai berpotensi membentuk 'death cross' alias sinyal permulaan penurunan pasar (bearish).

"IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan menguji support 6.875 - 6.900. Stochastic RSI berpeluang death cross yang mendukung proyeksi tersebut," terang Phintraco Sekuritas dalam risetnya, Minggu (15/10/2023).

Sejumlah sentimen memberi dampak terhadap psikologis pasar. Phintraco menilai pertumbuhan kredit di China yang melandai menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi negeri Tirai Bambu masih jalan di tempat.

Diketahui China mencatatkan New Yuan Loans sebesar CNY2.310 miliar pada September 2023. Angka itu lebih rendah dari perkiraan sebesar USDCNY2.500 miliar.

Kabar ini muncul menjelang negara pimpinan Xi Jinping itu mengeluarkan angka produk domestik bruto (GDP) pada Rabu depan. China menjadi konsen para pelaku pasar untuk menilai aktivitas produksi dan konsumsi negara pesaing Amerika Serikat tersebut.

"Hal ini menunjukkan potensi perbaikan ekonomi di China tidak akan terlalu ekspansif," paparnya.

Pada Senin depan (16/10/2023), RI akan merilis neraca perdagangan periode September 2023. Selisih nilai total barang dan jasa impor dan ekspor menjadi ukuran untuk melihat kekuatan devisa negara, sekaligus nilai tukar.

Secara regional, Jepang akan mengumumkan angka produksi industri secara bulanan, sementara China bakal merilis produk domestik bruto (GDP) kuartal III-2023, angka produksi, penjualan ritel, hingga konferensi pers dari biro statistik China (NBS).

Dari negara biru, Inggris akan mengumumkan angka inflasi periode September. Konsensus memprediksi ada penurunan di level 6,5% yoy, dari bulan Agustus yang mencapai 6,7% yoy.

Setelah Inggris, Uni Eropa juga akan mengumumkan data inflasi konsumen mereka, setelah sebelumnya berada di level 5,2%.

Dari Amerika, sejumlah pejabat bank sentral atau Federal Reserve dijadwalkan akan berpidato terkait masalah ekonomi. Gubernur The Fed Jerome Powell akan menyampaikan pernyataan pada Kamis (19/10). Sejumlah data makro AS juga menjadi perhatian pasar, seperti angka ritel, klaim pengangguran, jumlah produksi minyak mentah, hingga penjualan properti.

(Taufik Fajar)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement