JAKARTA - Konflik sengit antara Israel dan Hamas di Gaza tidak hanya mengguncang stabilitas di Timur Tengah. Dampaknya menjalar ke panggung ekonomi global, mempengaruhi sektor investasi dan perdagangan internasional.
Berdasarkan catatan Okezone, pada Senin (16/10/2023), berikut ini fakta-fakta seputar konflik Israel-Hamas dan dampaknya, termasuk 15 produk Israel yang menjadi sasaran boikot:
1. Investasi Global Terpengaruh
Pendukung Israel, termasuk Amerika Serikat, memicu perubahan dalam pasar investasi global. Oleh karena itu, banyak Investor beralih ke instrumen investasi yang lebih aman sebagai respon terhadap ketidakpastian konflik ini.
2. Harga Minyak Dunia
Harga minyak dunia yang mengalami apresiasi, berpotensi meningkatkan inflasi, terutama di negara konsumen minyak seperti AS dan Eropa. Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, mengatakan.
"Perang di Timur Tengah mendorong terapresiasi harga minyak mentah dunia," hal Ini mempengaruhi harga komoditas lain dan mengakibatkan gangguan rantai pasokan global.
Harga minyak dunia mengalami penguatan yang signifikan akibat dampak konflik di Timur Tengah.
3. Produsen Minyak Terbesar
Kawasan ini dikenal sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia, sehingga perang ini berdampak pada kenaikan harga minyak global, yang pada gilirannya memicu tingkat inflasi global, terutama di negara-negara konsumen minyak seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Seperti yang diungkapkan oleh Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta,
"Memang secara klasik perang yang terjadi di kawasan Timur Tengah mendorong terapresiasinya harga minyak mentah dunia karena di kawasan itu terdapat negara-negara penghasil minyak seperti OPEC, kalau misal terjadi perang ya berarti ada resiko terjadi blokade jalur distribusi maupun tingkat produksi terganggu," ujarnya.
4. Respon Bank Dunia
Bank Dunia menganggap konflik Israel-Hamas sebagai guncangan ekonomi global yang tidak diinginkan. Dampaknya, bank-bank sentral di berbagai negara menghadapi kesulitan dalam mencapai "soft landing" ekonomi yang dapat menghindari resesi.
"Ini adalah sebuah tragedi kemanusiaan dan ini adalah sebuah guncangan ekonomi yang tidak kita perlukan," kata Presiden Bank Dunia Ajay Banga.
5. Berdampak ke Pasar Keuangan
Konflik ini berdampak pada pasar keuangan dan aset-aset berdenominasi dolar.
Sementara itu, Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen, mengungkapkan bahwa serangan Hamas ke Israel meningkatkan risiko terhadap prospek ekonomi global yang sedang melambat.
6. 15 Produk Israel Diboikot
Selain dampak ekonomi, konflik ini juga memicu gerakan global untuk boikot produk-produk Israel. Gerakan ini dipimpin oleh Boycott, Divestment and Sanctions (BDS) dengan tujuan memberikan tekanan ekonomi pada Israel dan perusahaan-perusahaan multinasional yang beroperasi di sana.
Berikut daftar perusahaan yang menjadi sasaran aksi boikot oleh BDS
Elbit Systems, Hewlett-Packard, Puma, Caterpillar, General Mills/Pillsbury, Hyundai Heavy Industries, Volvo, Barclays Bank, Alstom, Motorola Solutions, CEMEX, JCB, G4S/Allied Universal, AXA, hingga CAF.
Dalam situasi ini, gerakan BDS mengeluarkan seruan untuk lima tindakan yang dapat diambil oleh pendukung dunia untuk mengakhiri pendudukan Israel.
Tindakan tersebut mencakup embargo militer Israel, memobilisasi komunitas lokal, memutuskan hubungan dengan Israel dan perusahaan yang mendukung pendudukannya di Palestina, serta memboikot produk dan layanan dari perusahaan-perusahaan tersebut.
(Taufik Fajar)