Kemudian pada tahun 1988 menjadi tahun penting dalam kepemimpinan Sumarlin.
Dia meluncurkan Pakto 1988 (Pakto 1988), sebuah kebijakan yang membawa liberalisasi sektor keuangan.
Paket ini mempermudah pendirian bank swasta, dan peraturan yang mengatur lembaga keuangan dan perbankan dirinci dengan baik.
BACA JUGA:
Dana BUMN dan BUMD juga diizinkan menempatkan dana di bank swasta, yang menghasilkan peningkatan jumlah bank swasta dan perkembangan cepat dalam sektor keuangan.
Pada tahun 1990, Sumarlin menghadapi kenaikan inflasi akibat eskalasi perang Irak-Kuwait.
Dia kembali mengambil tindakan serupa dengan Gebrakan Sumarlin I, yaitu mengalihkan dana BUMN ke SBI.
Tindakan ini membantu mengendalikan inflasi, dan Indonesia berhasil keluar dari krisis ini dengan kerugian yang minimal.
Pengaruh besar dari langkah-langkah Sumarlin dalam mengatasi krisis ekonomi tetap terasa hingga satu dekade ke depan.
Dia pun menerima penghargaan dan pengakuan atas kontribusinya dari berbagai pihak, termasuk Menkeu Sri Mulyani Indrawati.
Sumarlin adalah contoh sukses dalam manajemen ekonomi dan pemimpin yang mampu menghadapi tantangan dengan teknokrasi terbaik.
(Zuhirna Wulan Dilla)