JAKARTA - Malaysia kembali menduduki posisi pertama dalam Global Islamic Economy Indicator (GIEI) yang tercantum dalam laporan State of The Global Islamic Economy Report (SGIE) 2023/24. Dari 81 negara, Malaysia kembali menduduki peringkat 1 selama 10 tahun berturut-turut.
Posisi Malaysia diikuti oleh Arab Saudi dengan urutan kedua, dan Indonesia yang menduduki peringkat ketiga.
BACA JUGA:
"Bahrain telah kembali ke posisi 5 teratas untuk pertama kalinya semenjak tahun 2019/20 dan Afrika Selatan juga telah masuk posisi 15 teratas untuk pertama kalinya," ujar CEO dan Managing Director DinarStandard Rafiuddin Shikoh dalam Webinar di Jakarta, Selasa (26/12/2023).
Pendapatan tertinggi dalam posisi 15 besar dicapai oleh Iran, Qatar, Pakistan, dan Afrika Selatan.
Adapun laporan SGIE tahun ini diproduksi oleh DinarStandard, sebuah firma penasehat dan riset yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
BACA JUGA:
"Laporan tahun ini mengindikasikan bahwa penduduk Muslim dunia menghabiskan USD2,29 triliun di 2022 untuk makanan, farmasi, kosmetik, pakaian sopan, travel, dan media," tambah Rafiuddin.
Aset keuangan syariah diprakirakan telah menyentuh USD3,96 triliun di 2021 dan akan tumbuh ke USD5,96 triliun di 2026.