JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras hanya ada di Indonesia. Negara lain tidak memiliki program bantuan pangan beras seperti yang diberikan leh pemerintah Indonesia.
"Kalau di negara lain kan nggak ada bantuan pangan beras seperti yang kita miliki. Kita hitung-hitung, APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kita (bisa)," tutur Jokowi.
Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa salah satu peran negara adalah memberikan bantuan pangan ketika terjadi kenaikan harga beras. Oleh karena itu, pemerintah telah menyiapkan program bantuan pangan berupa beras hingga bulan Juni 2024. Setiap keluarga akan menerima bantuan sebanyak 10 kg beras setiap bulannya.
Jokowi memahami bahwa bantuan beras sebanyak 10 kg mungkin tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setiap bulannya. Namun, dia menegaskan bahwa setidaknya bantuan tersebut dapat memberikan bantuan dan bantuan tersebut bisa membantu masyarakat.
"Ya kalau ditanya cukup nggak, pasti nggak cukup. Saya sudah tahu jawabannya seperti itu. Tapi tetap kan ini membantu kan," ujar dia.
Dia juga berjanji apabila APBN mencukupi maka bantuan akan terus disalurkan setelah Juni.
"Nanti kita lihat di APBN kalau pemerintah punya kemampuan akan dilanjutkan berikutnya. Tapi janji saya yang sampai Juni dulu. Nanti hitung-hitung APBN kira-kira, masih punya duit, bisa ditambah," imbuh Jokowi.
Pada kesempatan itu Presiden menyalurkan secara simbolik bantuan pangan beras kepada perwakilan masyarakat yang hadir.
Sebelumnya, pada Kamis (15/2), Presiden Joko Widodo mengatakan bantuan sosial (bansos) pangan beras yang diberikan pemerintah kepada masyarakat membantu dalam pengendalian harga beras di pasar.
"Tidak ada hubungannya sama sekali (kenaikan harga beras) dengan bantuan beras. Karena justru ini (bansos pangan) yang bisa mengendalikan, karena suplai-nya lewat bansos ke masyarakat," kata Jokowi usai meninjau stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (15/2).
Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa bantuan sosial pangan yang diberikan oleh pemerintah telah berhasil memenuhi kebutuhan beras di masyarakat. Hal ini membantu menjaga dan mengendalikan harga beras agar tidak naik. Menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan kelangkaan beras dan kenaikan harga belakangan ini adalah belum masuknya beras hasil panen ke pasar.
Selain itu, distribusi juga terpengaruh oleh banjir, misalnya, yang terjadi di Grobogan, Demak, Jawa Tengah.
Baca Selanjutnya: Bansos Beras Cuma Ada di RI, Jokowi: Negara Lain Tak Ada
(Feby Novalius)