Sebelumnya, pemerintah sudah mengirim sinyal bahwa harga BBM non subsidi akan naik pada awal Maret 2024 atau usai Pemilu 2024.
"Kalau saya cermati harga minyak naik lagi kayaknya mau ke sana, karena intensitas Timur Tengah masih tinggi karen mengganggu logistik jadi akhirnya terpengaruh. Jadi memang perlu dicermati, saya setuju karena harga minyak cenderung naik terus," kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menambahkan, harga BBM non subsidi akan selalu tergantung dengan harga minyak dunia.
"Jadi kan kalau yang non subsidi ini kan ikut formula harga indeks minyak, sekarang minyak sudah USD82 per barel. Jadi dibanding sama tahun lalu ada kenaikan antara USD5-USD6 dan itu pasti mempengaruhi biaya produksi," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)