Melansir prospektus yang diterbitkan, perseroan berencana untuk mengusulkan pembagian dividen tunai kepada seluruh pemegang saham berdasarkan rasio pembayaran dividen maksimal 50% dari laba bersih.
Penetapan, jumlah dan pembayaran dividen tunai di masa mendatang akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk, namun tidak terbatas pada laba ditahan, kinerja operasi, arus kas, prospek usaha dan kondisi keuangan perseroan di masa depan, dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan oleh para pemegang saham perseroan.
Lebih lanjut, kebijakan dividen ini akan berlaku sehubungan dengan laba bersih perseroan setelah pajak untuk tahun buku yang berakhir pada tahun 2023 dan seterusnya. Sepanjang perseroan memutuskan untuk membagikan dividen, dividen akan dibayarkan dalam Rupiah.
PGEO Siapkan Belanja Modal USD547 Juta
PGEO menganggarkan belanja modal sebesar USD547 juta atau Rp8,52 triliun pada 2024. Sebesar 10% hingga 15% akan digunakan untuk perawatan atau maintenance aset.
“Sementara sisanya masuk ke dalam growth capex,” katanya.
Yurizki menjelaskan, belanja modal tersebut juga akan digunakan untuk ekspansi dalam rangka meningkatkan produksi perseroan. Tak hanya itu, anggaran belanja modal juga dialokasikan untuk membiayai rencana pertumbuhan secara organik dan akuisisi.
“Adapun sumber dananya akan dioptimalkan dari current facility PGEO. Jika merger dan akuisisi bisa dilakukan tahun ini, kami akan disupport dari sindikasi perbankan yang kemudian ini sifatnya seperti refinancing,” ujar Yurizki.
(Taufik Fajar)