JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mengantongi laba sebesar Rp608,49 miliar, naik 35,79% dari periode yang sama tahun 2023 lalu yang sebesar Rp448,10 miliar.
Keterbukaan informasi BEI, Rabu (24/7/2024) sejalan dengan itu, penjualan SIDO juga naik 14,67 persen menjadi Rp1,89 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,65 triliun. Secara rinci, penjualan produk jamu herbal dan suplemen tercatat sebesar Rp1,11 triliun, produk makanan dan minuman mencatatkan penjualan sebesar Rp716,70 miliar dan penjualan produk farmasi sebesar Rp66,19 miliar.
Dari sisi pengeluaran, beban pokok penjualan perseroan naik menjadi Rp792,88 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp776,25 miliar. Adapun, beban penjualan dan pemasaran SIDO tercatat sebesar Rp259,60 miliar, serta beban umum dan administrasi sebesar Rp92,09 miliar.
Hingga Juni 2024, total nilai aset SIDO tercatat sebesar Rp3,82 triliun, turun 1,73 persen dari posisi Desember 2023 yang sebesar Rp3,89 triliun. Adapun liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp353,82 miliar dan ekuitas sebesar Rp3,46 triliun.
Adapun, di tahun 2024 ini SIDO menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp150 hingga Rp200 miliar. Sebagian besar anggaran capex akan digunakan untuk perawatan aset atau sebagai maintenance capex.
Tak hanya untuk perawatan aset, perseroan juga menganggarkan belanja modal untuk penambahan kapasitas pada pabrik farmasi. Sebagai informasi, saat ini utilisasi pabrik herbal sebesar 50% dan utilisasi pabrik farmasi sebesar 80%.
Fasilitas produksi utama berlokasi di Bergas, Jawa Tengah di atas lahan seluas sekitar 32 hektare, yang memproduksi semua produk herbal, makanan dan minuman. Perseroan juga telah merampungkan ekspansi terbaru yaitu pengoperasian komersial fasilitas produksi baru untuk produk-produk minuman dalam kemasan botol (RTD) pada akhir tahun 2022 lalu.
(Taufik Fajar)