Sementara itu, guna mencegah migrasi pengguna Pertamax ke Pertalite, Hamid berharap agar Pertamina terus meningkatkan sistem targeting. ”Sekarang kalau mau isi Pertalite kan dipantau dengan alat digital. Dari situ akan ketahuan setiap penggunaan Pertalite pada setiap mobil itu. Tetapi, sistem tersebut harus terus di-improve, diperbaiki terus karena berkaitan dengan informasi data yang dinamis,” katanya.
Dia mengungkapkan alasan Pertamina juga perlu menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax. Selain sejak Maret 2024 BBM nonsubsidi RON 92 tersebut belum disesuaikan, pada awal Agustus lalu, SPBU swasta juga kembali menaikkan harga BBM sejenis.
”Mandat pertama yaitu korporasi. Dalam hal ini, Pertamina harus menyelamatkan juga korporasinya untuk negara. Kalau tidak dinaikkan, bisa berdampak serius pada keuangan BUMN tersebut,” katanya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)