Setelah mengumumkan kebangkrutannya, harga saham Tupperware kembali turun lebih dari 50% pada pekan ini.
Tupperware yang telah bertahun-tahun menjadi merek favorit semula menjadi perusahaan yang mengalami kebangkrutan.
Di Indonesia, bisa dikatakan Tupperware memiliki tempat tersendiri di hati para ibu rumah tangga.
Yel Fitria, 42 tahun, sempat mengikuti arisan Tupperware pada periode 2013-2014 saat masih menjadi guru di sebuah sekolah swasta di Jakarta Timur.
Ada 10 guru di sekolah tersebut yang menjadi peserta arisan dan mesti membayar Rp100.000 per bulan. Alih-alih mendapat uang tunai, pemenang arisan bakal membawa pulang berbagai produk Tupperware dengan nilai total Rp1 juta.
“Jadi sebenarnya kita beli Tupperware dengan mencicil,” kata Fitria pada BBC News Indonesia. “Ini sebenarnya trik dagang.”
“Terserah kita mau pilih produk apa, pokoknya senilai Rp1 juta maksimal. Kalau kurang dari itu boleh.”
Saat menang arisan, Fitria memilih berbagai produk berbeda, termasuk empat piring, enam kotak camilan berbeda ukuran, satu tempat makan anak-anak, dua botol minum besar, dan dua botol minum anak-anak.
Padahal, sebelum mengikuti arisan itu, Fitria tidak pernah memakai Tupperware. Ia hanya tahu itu merek terkenal dan ada “prestise” tertentu bila memiliki produknya.
Masalahnya, ia tidak tahu harus membeli Tupperware di mana. Karena itu, saat ditawari ikut arisan Tupperware, ia tertarik ikut.
Setelah selesai arisan, Fitria pun ketagihan. Ia mulai rajin membeli produk Tupperware lainnya, entah di situs lokapasar daring ataupun pasar pagi.
Ia dan tetangga rumahnya yang sesama ibu-ibu bahkan jadi bersaing satu sama lain.
“Tetangga sudah punya yang ini. Aku belum punya. Besoknya beli,” kata Fitria sembari tertawa.
“Padahal, pas sudah punya, dipakai juga enggak. Jadi pajangan.”
Baca Selengkapnya: Resmi Bangkrut! Ibu-Ibu Kenang Tupperware, Suami Dimarahi karena Hilangkan Kotak Makan
(Taufik Fajar)