3. Low Tuck Kwong
Seorang pendiri perusahaan bernama Bayan Resources (BYAN) yang bergerak dalam bidang batu bara. BYAN menjadi perusahaan emiten batu bara dengan kapitalisasi terbesar di bursa domestik yang hingga kini mencapai Rp658,33 triliun. Low Tuck Kwong mengubah status kewarganegaraannya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) pada tahun 1992, dan pada tahun 1997 membeli tambang batu bara pertamanya melaui PT Gunungbayan Pratamacoal.
Low Tuck Kwong menempati urutan orang terkaya ke-3 di Indonesia menurut Forbes, dengan harta kekayaan sebesar USD27,2 miliar atau setara Rp422,79 triliun.
4. Garibaldi Thohir
Pengusaha yang lebih akrab disapa Boy Thohir ini merupakan Presiden Direktur dalam grup perusahaan Adaro Energy yang dikembangkan bersama Edwin Soeryadjaya dan TP Rachmat. Boy Thohir yang merupakan kakak dari Menteri BUMN Erick Thohir ini juga memiliki perusahaan sendiri yang bergerak di bidang pembiayaan bernama WOM Finance. Boy juga melebarkan sumber penghasilannya di sektor usaha lain seperti perusahaan operator air minum, dan kepemilikan jaringan restoran Jepang terkenal, yaitu Hanamasa.
Boy menempati urutan orang terkaya ke-15 di Indonesia dengan harta kekayaan sebesar USD3,45 miliar atau setara Rp54,01 triliun versi Forbes pada akhir tahun 2022.
5. Kiki Barki
Seorang pengusaha yang mendirikan perusahaan emiten pertambangan bautubara pada tahun 1995 dengan nama PT Harum Energy Tbk (HRUM). Selain HRUM, Kiki juga merupakan seorang pemilik Tanito Harum, yaitu tambang batubara milik swasta yang kini posisi Presiden Komisarisnya ditempati oleh putra sulungnya, Lawrence Barki, dan posisi komisarisnya ditempati oleh putra bungsunya, Steven Scott Barki.
Kiki menempati urutan orang terkaya ke-33 di Indonesia dengan kepemilikan harta sebesar USD1,9 miliar atau setara Rp26,9 triliun versi Forbes tahun 2022.
6. Arini Subianto
Merupakan salah satu dari dua wanita terkaya di Indonesia tahun 2019 versi majalah Forbes. Putri Sulung dari konglomerat Benny Subianto ini memulai kariernya dengan membuka toko suvernir di Kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Arini kemudian diberi kepercayaan penuh untuk mengelola seluruh unit usaha yang berada di bawah naungan PT Persada Capital Investama yang bergerak dalam sektor pertambangan, industri, perkebunan, pertanian, properti, konstruksi, serta pelayanan kesehatan setelah ayahnya meninggal. Arini juga memiliiki sumber penghasilan sebagai pemilik saham minoritas di PT Adaro Energy.
Arini Subianto memiliki harta kekayaan sebesar USD1,5 miliar atau setara Rp23,1 triliun.