Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengenal Rami Makhlouf, Sepupu Bashar al-Assad yang Musuhan Ternyata Orang Terkaya Suriah

Zahra Indah Safira , Jurnalis-Senin, 09 Desember 2024 |14:28 WIB
Mengenal Rami Makhlouf, Sepupu Bashar al-Assad yang Musuhan Ternyata Orang Terkaya Suriah
Mengenal Rami Makhlouf, Sepupu Bashar al-Assad (Foto: AFP/BBC Indonesia)
A
A
A

Dalam video-video itu, Makhlouf tampak mengenakan jaket mahal bermerk Italia. Dia duduk di satu sudut di rumahnya, di hadapan tumpukan kayu bakar yang siap untuk musim dingin mendatang.

Tetapi jika hal yang ia katakan di video-video itu benar maka kekuasaannya telah hilang.

Rami Makhlouf adalah sepupu pertama Presiden Bashar al-Assad dari pihak ibu. Usia mereka berdekatan, di awal 50-an dan mereka berteman sejak kecil.

Makhlouf dipandang sebagai pendukung setia rezim yang jarang berbicara di depan umum tentang keluarga, atau politik, atau bisnisnya.

Dalam wawancara dengan New York Times pada 2011, ketika perang baru dimulai, ia mengatakan bahwa elit penguasa di Suriah , keluarga Assad, Makhlouf, dan beberapa kerabat dekat - akan melawan sampai akhir: "Mereka harus tahu bahwa ketika kami menderita, kami tidak akan menderita sendirian."

Semua itu ternyata benar adanya, namun janjinya yang lain adalah mereka akan tetap bersatu. Video-video yang sebulan ini diunggahnya menunjukkan bahwa itu belum terjadi.

Dia mengunggah video di media sosial, meminta Tuhan mengakhiri ketidakadilan yang dideritanya, serta tiga video berisi kritik terhadap rezim. Kiriman semacam itu bisa berakibat penjara bagi sebagian besar warga Suriah.

Pada 3 Mei, dia berkata: "Tuan Presiden, aparat keamanan mulai melanggar kebebasan rakyat. Mereka adalah rakyatmu, pendukungmu."

Makhlouf terlibat dalam bisnis minyak dan konstruksi, tetapi pemintal uang utamanya adalah kendali atas jaringan seluler terbesar Suriah.

Perusahaannya dituduh berutang USD180 juta (Rp2,6 triliun) dalam bentuk pajak. Bagi orang sekaya dirinya, itu tidak banyak. Bahkan putranya, Muhammad, yang berbasis di Dubai, menggambarkan diri mereka sebagai miliarder dalam profil media sosial yang megah.

Seiring putra-putranya menarik foto-foto yang merayakan gaya hidup mewah mereka dari Instagram, Makhlouf membagikan sebuah korespondensi di Facebook yang diklaim sebagai tawaran untuk membayar yang terutang.

Tapi semakin jelas bahwa sepupunya yang terasing, Bashar, menginginkan lebih dari kerajaan bisnis Makhlouf yang bernilai miliaran dolar daripada jumlah yang relatif kecil dalam bentuk pajak.

Pundi-pundi uang Suriah kosong setelah hampir satu dekade perang yang menghancurkan sebagian besar negeri itu.

Faktanya adalah, tidak ada seorang pun di luar keluarga yang berkuasa yang benar-benar tahu persis apa yang terjadi di balik pintu tertutup rezim.

Ayah Bashar, Hafez, presiden pertama dari keluarga Assad, menjadikan negara Suriah sebagai bisnis keluarga ketika ia mengambil alih kekuasaan tunggal pada tahun 1970.

Istrinya, Anisa Makhlouf, berasal dari keluarga yang lebih kaya dari Hafez, bangkit dari kemiskinan melalui angkatan udara dan Partai Baath.

Hafez sangat mudah curiga, dan berambisi untuk menjadi satu-satunya perwira Suriah yang merebut kursi kepresidenan.

Ia mengelilingi dirinya dengan orang-orang dari sekte Alawiah-nya sendiri, namun keluarganya adalah jantung dari sistem yang dibangunnya.

Keluarga itu memiliki sejarah keretakan yang spektakuler.

Saudara Hafez, Rifaat, adalah tangan kanannya. Ia diberi pekerjaan terbesar, seperti menghancurkan pemberontakan para pendukung Ikhwanul Muslimin di Hama pada tahun 1982, menewaskan ribuan orang.

Namun setahun kemudian, ketika Hafez sakit jantung, Rifaat mengirim tank-tank dari pasukan paramiliternya ke jalan-jalan Damaskus dalam upaya merebut kekuasaan. Upaya itu gagal.

Hukuman Rifaat bukanlah penjara atau kematian, namun pengasingan, bersama dengan uang jutaan dolar. Itu mungkin sekarang menjadi pilihan terbaik Rami Makhlouf.

Ini merupakan kejatuhan besar.

Rami Makhlouf berada di bawah tekanan keras dari rezim yang di dalamnya ia pernah menjadi gembong.

Ia pun go public, mengunggah video dan dokumen di Facebook sebagai perlawanan balik dalam pertempuran yang kemungkinan tak akan ia menangkan.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement