Penyaluran pupuk bersubsidi tepat sasaran menjadi salah satu jurus untuk mempercepat target swasembada pangan. Presiden Prabowo Subianto telah berujar bahwa swasembada pangan dapat diwujudkan.
Dalam targetnya, swasembada pangan dalam 4 tahun, namun dirinya yakin dapat terealisasi kurang dari 4 tahun. Sejalan dengan ini, Prabowo menyatakan tidak akan melakukan impor beras, jagung dan garam pada 2025.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menambahkan, sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Pupuk, mekanisme penyaluran atau distribusi pupuk bersubsidi telah disederhanakan yakni dari Pupuk Indonesia langsung disalurkan kepada Gapoktan (gabungan kelompok tani) atau pengecer.
“Jika sebelumnya daftar penerima pupuk bersubsidi dari Kementerian Pertanian biasanya kita berikan di bulan April tahun berjalan karena proses molor, peraturannya banyak sekali yang harus kita lewati semua. Alhamdulillah berdasarkan arahan Bapak Presiden Prabowo, penekanan dari Bapak Menko Pangan, dan sinergitas semua pemangku kebijakan pangan ini, daftar itu sudah kita berikan di Desember 2024, sehingga di tahun 2025 tanggal 1 Januari, sudah tersedia pupuk di kios-kios,” katanya.
Dia juga mengungkapkan secara rata-rata, penebusan pupuk tiap hari melebihi rata-rata tahun sebelumnya, sehingga dia optimistis produktivitas pertanian dapat ditingkatkan untuk mendukung percepatan swasembada pangan nasional.
“Jika petani menebus pupuknya lebih cepat, maka semangat tanamnya juga lebih tinggi. Ini juga menjadi faktor penyumbang produksi,” ujar Wamentan.
Dalam penyaluran pupuk bersubsidi agar tepat sasaran dan sosialisasi menggunakan digitalisasi melalui iPubers, Pupuk Indonesia mempunyai program Rembuk Tani yang dilakukan di beberapa lokasi yang tersebar di wilayah Indonesia.
Okezone berkesempatan hadir dalam Rembuk Tani yang digelar Pupuk Indonesia di Kecamatan Sembalun, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu 28 September 2024. Dalam Rembuk Tani yang dihadiri ratusan petani, Pupuk Indonesia berkomitmen membantu petani dalam penyaluran pupuk subsidi tepat sasaran, transfer teknologi pertanian hingga peningkatan produktivitas hasil pertanian di musim tanam.
Penyederhanaan kebijakan pupuk bersubsidi ini dilakukan untuk memudahkan petani nasional menebus pupuk bersubsidi demi terwujudnya ketahanan pangan nasional.
"Ketahanan pangan super penting, Indonesia memiliki Presiden yang fokus ke pertanian karena urusan masa depan," kata Direktur Utama Pupuk Indonesia Rachmad Pribadi dalam acara Rembuk Tani tersebut.
Rembuk Tani bertujuan untuk mencari solusi agar Indonesia bisa mencapai swasembada pangan, tidak hanya beras saja, tetapi juga komoditas lainnya. Rembuk Tani dilakukan di beberapa daerah di Indonesia dan juga merupakan ajang bertukar ide dan pengetahuan antara petani bersama para ahli.
Pupuk Indonesia juga memastikan bahwa pelaksanaan distribusi dan penyaluran atas tambahan volume alokasi pupuk bersubsidi ini telah diawasi dengan baik sehingga dapat membantu petani dalam menyediakan pupuk sesuai kebutuhan tanaman.
(Dani Jumadil Akhir)