Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Tesla Terancam Krisis, di Mana Elon Musk?

Ayu Aulia Rahayu , Jurnalis-Rabu, 26 Maret 2025 |08:02 WIB
Tesla Terancam Krisis, di Mana Elon Musk?
Tesla Terancam Krisis, di Mana Elon Musk? (Foto: Reuters)
A
A
A

3. Musk Angkat Bicara tapi Tidak Meyakinkan

Pada Kamis malam, Musk akhirnya berbicara dalam rapat yang disiarkan di platform X. Ia mengakui bahwa saham Tesla sedang menghadapi "sedikit cuaca buruk" tetapi tetap optimis bahwa perusahaan berada di jalur yang benar menuju kendaraan otonom sepenuhnya. Ia juga mendorong karyawan untuk mempertahankan saham mereka.

Namun, bagi banyak investor, ini tidak cukup. Ives menekankan bahwa kritik tajam terhadap Musk adalah sesuatu yang jarang terjadi, mengingat selama bertahun-tahun Wall Street menoleransi berbagai perilakunya. Mulai dari cuitan kontroversial, penyebaran misinformasi, hingga perselisihan dengan mitra bisnis.

Dulu, investor percaya bahwa meskipun Musk eksentrik, ia tetap akan hadir ketika Tesla menghadapi kesulitan. Pada 2018, misalnya, ketika produksi Model 3 mengalami hambatan, Musk dikabarkan tidur di lantai pabrik untuk memastikan target produksi tercapai. Namun kali ini, kehadiran Musk justru semakin diragukan.

4. Tesla Masih Nomor Satu, Namun Terancam

Meskipun Tesla masih menjadi produsen kendaraan listrik terbesar di AS, pangsa pasarnya terus menurun. Hal ini terjadi bukan hanya karena meningkatnya persaingan, tetapi juga karena Tesla sendiri dianggap kurang berinovasi dalam beberapa tahun terakhir.

Para investor pun mulai menjual saham mereka, yang menyebabkan harga saham Tesla anjlok hampir 50% sejak Desember.

Selain itu, gerakan sosial yang menentang Musk semakin menguat, menciptakan risiko nyata bagi saham Tesla. Vandalisme di ruang pameran, boikot pelanggan, dan protes terhadap Tesla kini lebih sering terjadi, yang semakin membebani reputasi perusahaan.

5. Dukungan Pejabat Pemerintah Tak Banyak Membantu

Beberapa tokoh berpengaruh secara terbuka mendukung Tesla. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, bahkan meminta masyarakat untuk membeli saham Tesla dalam acara Fox News. Namun, langkah ini dinilai melanggar aturan etika pemerintah, dan hasilnya tidak signifikan. Saham Tesla tetap turun 1,7% pada perdagangan pra-pasar.

Presiden Donald Trump juga sempat mempromosikan Tesla dalam sebuah acara di Gedung Putih, yang sempat membuat harga saham naik sebentar sebelum kembali turun.

6. Apakah Musk Akan Kembali Fokus ke Tesla?

Musk, yang sebagian besar kekayaannya bergantung pada kepemilikan saham Tesla sebesar 13%, tampaknya lebih tertarik pada urusan pemerintahan dibandingkan bisnis yang membesarkan namanya.

Kini, pertanyaannya adalah apakah ia akan kembali fokus ke Tesla sebelum terlambat? Jika tidak, investor mungkin akan semakin kehilangan kepercayaan, dan krisis Tesla bisa menjadi semakin dalam.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement