Studi ini juga mencatat bahwa negara-negara dengan komunitas religius yang aktif, partisipasi sosial mingguan seperti kegiatan di gereja atau masjid, serta kualitas hubungan keluarga yang baik, cenderung menunjukkan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Hal ini sejalan dengan kondisi sosial di Indonesia, dimana kehidupan keagamaan, budaya gotong royong, dan interaksi sosial masih sangat kuat.
Lebih lanjut, para peneliti menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai sosial dalam konteks pembangunan ekonomi. "Kita harus menemukan cara-cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan makna hidup, tujuan, dan hubungan sosial," kata para peneliti.
Temuan ini menjadi refleksi yang signifikan bagi negara-negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia, untuk terus menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kualitas kehidupan sosial.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)