“Jadi tidak mungkin juga pendapatan Whoosh dalam setahun itu bisa menutup itu. Sehingga memang di luar jangkauan PT KAI sebagai lead konsorsium,” ujar Toto.
Dengan mempertimbangkan kondisi ini, Toto mendukung tindakan yang diambil oleh Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, yang sedang mengerjakan rencana untuk menyelamatkan utang KCJB.
Menurutnya, beban PT KAI akan lebih ringan jika sebagian utang dapat diambil alih, memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan posisinya sebagai operator kereta api nasional.
Namun, Toto mengatakan bahwa penyehatan keuangan bukan satu-satunya pilihan.
Pengembangan wilayah dan pemanfaatan aset yang terletak di sekitar jalur kereta cepat adalah peluang terbesar bagi Whoosh.