“Pengembangan kawasan otomatis iya. Misalnya, WIKA sebagai bagian konsorsium sudah punya konsesi pengembangan TOD di Halim. Itu bisa dikembangkan menjadi properti, kawasan industri, atau pusat bisnis,” jelasnya.
Dengan kata lain, KCJB memiliki potensi untuk menjadi lebih dari sekadar sarana transportasi. Rantai ekonomi baru dapat dimulai dengan kehadiran Whoosh, mulai dari pembangunan berorientasi transit (TOD), perusahaan properti, hingga kawasan industri yang terhubung langsung ke jaringan transportasi cepat.
Dalam rapat bersama DPR RI pekan lalu, Bobby Rasyidin, direktur utama PT KAI, juga mengatakan hal yang sama.
Dia berpendapat bahwa KCIC sudah menjadi "bom waktu" yang perlu ditangani segera. Akibatnya, restrukturisasi utang dan portofolio proyek menjadi fokus utama yang saat ini diupayakan oleh Danantara.
“Kami dalami juga masalah KCIC, memang ini bom waktu. Kami akan koordinasi dengan Danantara untuk penyelesaian KCIC ini, selanjutnya untuk perbaikan dan restrukturisasi dari portofolio-portofolio yang ada,” kata Bobby.