“Tapi tanah jarang yang belum diurai mungkin nilainya lebih besar. Sangat besar. Tanah jarang ada monasit, ya. Monasit itu 1 ton nilainya bisa ratusan ribu dolar, bisa sampai USD200.000 per ton. Padahal total ditemukan puluhan ribu ton, mendekati 4.000 ton,” ujarnya.
Sementara itu, diketahui operasional enam pemurnian bijih timah (smelter) yang akan dikelola oleh PT Timah di antaranya: PT Stanindo Inti Perkasa (SIP), CV Venus Inti Perkasa (VIP), PT Menara Cipta Mulia (MCM), PT Tinindo Internusa (Tinindo), PT Sariwiguna Bina Sentosa (SBS), dan PT Refined Bangka Tin (RBT).
“Kita bisa bayangkan kerugian negara dari enam perusahaan ini saja, potensi kerugian negara bisa mencapai Rp300 triliun. Kerugian negara sudah berjalan Rp300 triliun. Ini kita hentikan,” ujar Prabowo.
Prabowo juga menyampaikan apresiasi kepada Kejaksaan Agung, TNI, Bakamla, Bea Cukai, dan seluruh aparat yang terlibat dalam penyelamatan aset negara.
“Saya ucapkan terima kasih kepada aparat – Panglima TNI, Angkatan Laut, Bakamla, Bea Cukai – semua pihak yang telah bergerak dengan cepat sehingga bisa diselamatkan aset-aset ini. Ke depan, berarti ratusan triliun itu bisa kita selamatkan untuk rakyat kita,” pungkasnya.
Selain enam smelter itu, aset lain yang diserahkan yakni alat berat sebanyak 108 unit, peralatan tambang 165 unit, logam timah 680.687,60 kg, tanah 22 bidang dengan total luas 238.848 meter persegi, serta satu unit gedung mes. Total nilai aset tersebut mencapai Rp1.451.656.830.000.
(Feby Novalius)