Dalam peninjauan tersebut, Gus Ipul juga berdialog langsung dengan para penerima manfaat. Dia menyampaikan bahwa sebagian besar penerima BLTS merupakan keluarga baru yang sebelumnya belum pernah menerima bantuan sosial reguler, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) maupun bantuan Program Sembako.
“Kita ingin melihat profilnya, kita ingin lihat apakah data-data terbaru itu sesuai kenyataan di lapangan. Alhamdulillah secara umum kita bisa melihat bahwa memang yang menerima di kantor ini terlihat memang mereka benar-benar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,” katanya.
Pada 2025, pemerintah meningkatkan secara signifikan alokasi anggaran bantuan sosial. Jumlah penerima BLTS diperluas dari semula 18 juta KPM menjadi sekitar 35 juta KPM, dengan total anggaran meningkat dari sekitar Rp74 triliun menjadi lebih dari Rp110 triliun.
Dia berharap perluasan bantuan tersebut dapat membantu meningkatkan daya beli masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta mempercepat graduasi keluarga penerima manfaat menuju kemandirian dan tidak lagi bergantung pada bantuan sosial.
Salah satu penerima BLTS, Sobari (69), warga Kwitang, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, yang sehari-hari bekerja sebagai penyedia jasa cat duco, mengaku bersyukur telah menerima bantuan.
“Tadi dapat uang Rp900 ribu, Alhamdulilah rezeki. (Apalagi) konsumen kalau musim begini jarang perbaiki kendaraan,” kata Sobari.
(Dani Jumadil Akhir)