"Saya diskusi dengan Jasa Marga, setiap hari dia pusing menyiapkan yang recehan untuk pengembalian Rp500 dan Rp100 karena apa, mayoritas kita membayar tol pasti tidak dengan uang pas," contohnya.
Baca Juga: Perbanas Pertanyakan Wacana Pemungutan Biaya Isi Ulang Uang Elektronik
Dengan penggunaan uang elektronik di tol, BI juga dianggapnya terbantu. Jika tiap kali transaksi tol pengelola tol harus menyiapkan uang receh untuk kembalian maka BI perlu lebih banyak mencetak uang receh atau logam. Sayangnya biaya pencetakan uang logam lebih mahal ketimbang nilai uangnya.
"Biaya cetaknya lebih mahal biaya cetak uang atau produksi uang sehingga ketika masyarakat sudah terbiasa dengan cash less ini maka biaya cetak uang jadi turun. Nah biaya itu bisa dikonversikan untuk BI membeli atau merawat infrastruktur yang ada dari situ," tandasnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)