Dia menjelaskan, bagi Indonesia resesi ekonomi sasma dengan penurunan kualitas hidup. Itu berarti sama juga dengan penurunan keceredasan masyarakat, sehingga menyebabkan terjadinya kemiskinan strutural yang masif.
Harus dihentikan
Pemerintah, kata Noorsy, harus segera berhenti mengeluarkan kebijakan yang memiskinkan rakyat, seperti pencabutan subsidi bahan bakar minyak, subsidi listrik. Walaupun pencabutan subsidi itu digantikan dengan subsidi langsung kepada orang (kaum miskin), tetapi hal itu merupakan kesalahan dalam penataan kebijakan ekonomi nasional.
Kesalahan meliberalisasikan perekonomian Indonesia tidak lain karena pemerintah menerima saran-saran dari para ekonom yang menyesatkan, termasuk dari lembaga keuangan dunia, seperti Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). Di sisi lain, terus melemahnya nilai tukar rupiah membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai akan terus terseok dan melambat. Meskipun diprediksi tidak akan sedemikian parah, pemerintah diminta agar berhati-hati dalam mengambil kebijakan ekonomi.
“Itu lampu kuning resesi menjurus perlambatan total, walau tidak sampai pertumbuhan negatif seperti tahun 1997-1998,” ujar Noorsy.