“Ke depan Indonesia dianggap sebagai salah satu negara yang masih dimungkinkan untuk mengembangkan industri pulp dan kertasnya, di samping beberapa negara di Amerika Latin dan Asia Timur,” katanya.
Panggah melanjutkan, saat ini jumlah industri pulp dan kertas nasional mencapai 84 perusahaan dengan kapasitas nasional terpasang berturut-turut sebesar 7,93 juta ton pulp /tahun dan 12,98 juta ton kertas/tahun. Dalam waktu dekat, kapasitas nasional terpasang industri ini akan meningkat menjadi 10,43 juta ton/tahun melalui tambahan kapasitas sebesar 2,5 juta ton pulp per tahun dari PT OKI di Sumatera Selatan yang akan berproduksi secara komersial mulai Februari 2017.
“Beberapa proyek industri pulp dan kertas lainnya akan segera menyusul, yaitu unit produksi kertas tisu PT OKI dengan kapasitas 500.000 ton/- tahun yang diperkirakan akan mulai berproduksi pada Juni 2018.
Di samping itu, juga ada proyek PT Sateri Viscose International (PT SVI) di Pelalawan Riau, yang akan memproduksi dissolving pulp untuk rayon dan digital paper ,” paparnya.
Hingga September 2016 peranan industri pulp dan kertas dalam perolehan devisa sebesar USD3,79 miliar atau menduduki peringkat ketujuh sebagai penyumbang devisa terbesar dari sektor nonmigas.
(Rizkie Fauzian)