"Terbuatnya, kalau negara lain terbuat dari perunggu atau dari batu dan semen, kita kayu yang umurnya sekitar 2,5-5,6 juta tahun, kayu yang sudah memfosil. Lalu di Amerika yang buat itu pematung dari Italia, kita pematung Bali. Jadi benar-benar asli Indonesia, kayunya, pemahatnya, dan bantengnya. Jadi ini kebudayaan dan ini menjadi ikon pariwisata DKI lainnya," ujar Tito.
Pemilihan ikon Banteng Wulung ini juga tidak terlepas dari sejarah dan budaya Indonesia. Selain ikon baru dari pasar saham, ikon ini diharapkan juga dapat mengangkat citra pariwisata ibukota.
"Nah Indonesia itu ada yang namanya Banteng Wulung, sejarah Kerajaan Pasundan. Bantengnya hitam gesit, larinya kenceng dan menjaga negara, memberikan kesejahteraan. Makanya kita sebut Banteng Wulung," ujarnya.
Patung ini pun dikirimkan langsung dari Bali menggunakan pesawat. Harga patung ini pun tidak mencapai angka Rp1 miliar.
Bersamaan dengan patung ini, terdapat sebuah prasasti yang telah ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo. Prasasti ini terletak persis di samping patung seberat kurang lebih 7 ton ini.
(Fakhri Rezy)