JAKARTA – Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan terhadap sejumlah mata uang dunia. Tak hanya mata uang negara berkembang, dolar juga menguat terhadap Euro hingga Yen Jepang.
Pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar mendekati level Rp14.000 per USD. Menanggapi kondisi tersebut, Gubernur BI Agus DW Martowardojo tak menampik bahwa mata uang negara adidaya ini menguat karena beberapa sentimen positif.
Baca Juga: Rupiah Terus Melemah, Bos BCA: Bergantung pada Kebijakan BI
“Penguatan USD di hari ini masih dipicu oleh meningkatnya yield US treasury bills mendekati level psikologis 3% dan munculnya kembali ekspektasi kenaikan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak lebih dari 3 kali selama 2018,” kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/4/2018).
Tak hanya itu, kenaikan dolar AS juga dipicu meningkatnya optimisme investor terhadap prospek ekonomi AS. Seiring berbagai data ekonomi AS yang terus membaik dan tensi perang dagang antara AS dan China yang berlangsung selama 2018 ini.