Seperti diketahui, BI mulai mengubah stance kebijakannya menjadi selangkah ke depan untuk mengantisipasi kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed). Oleh karenanya, BI hingga saat ini telah menaikkan suku bunga acuan secara bertahap sebanyak 175 basis poin dari 4,25 persen menjadi 6 persen.
"Kami lihat di pasar cukup ketat karena pembangunan bisnis kami membutuhkan pembiayaan. Begitu suku bunga naik diikuti bunga pinjaman, maka kita harus hitung ulang kira-kira instrumen (pembiayaan) apa yang pas," ucapnya.
Selain itu, tahun depan imbal hasil obligasi yang diterbitkan tahun 2015 akan akan jatuh tempo sebanyak Rp86 triliun. Oleh karenanya, dia yakin akan ada perputaran obligasi baru pada tahun depan terutama obligasi BUMN.
Kendati demikian, hingga saat ini pertumbuhan kredit perbankan terus naik hingga melebihi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Lonjakan pertumbuhan kredit ini disebabkan banyaknya kredit yang diambil untuk membangun infrastruktur.