Bendahara Negara tersebut menjelaskan, saat ini seluruh pemimpin negara memang tengah membahas mengenai unemployment benefit. Menurutnya, bila negara memberi para pengangguran bantuan dana selama belum mendapat pekerjaan yang baru, maka tentunya harus diimbangi dengan adanya pemasukan.
Baca juga: Bos Bank Dunia Mengundurkan Diri, Sri Mulyani: Kita Harus Hormati
Dalam hal ini, pengenaan pajak pada robot yang memang menggeser peran manusia, menjadi salah satu bagian dari pemasukan negara. "Karena enggak mungkin di APBN negara manapun, baik negara maju sekalipun, untuk kasih income kepada yang tidak kerja, kalau negara tidak mendapatkan revenue.
Menurutnya, pengenaan pajak pada robot sudah menjadi pembahasan yang fundamental dalam perekonomian kedepan. Kata dia, Kementerian Keuangan kedepannya akan terus menjaga kebijakan fiskal yang tetap memperhatikan perubahan di masa depan, disamping juga tetap mengelola kebijakan yang tepat di masa kini.
"Ini suatu rezim masa depan, kalau kita bayangkan seperti film Robocop yang semua polisinya robot tersebut ada di dunia nyata, lalu manusia ngapain? Ini pertanyaan yang fundamental dibahas dalam kebijakan publik. Poinnya adalah kita harus lihat struktur dari pasar pekerja kita, siapa yang bekerja, dapat income berapa, harus bayar pajak apa, dan untuk siapa," paparnya.
(Widi Agustian)