JAKARTA - PT Amman Nusa Tenggara melanjutkan pembangunan smelter pertama di Sumabawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ini merupakan pabrik pengolahan konsentrat pertama yang dimiliki AMNT.
Direktur Utama Amman Mineral Rachmat Makkasau mengatakan, pembangunan smelter baru mencapai 13,6% hingga Januari 2018. Pada Juli 2019, nanti akan dilakukan evaluasi oleh surveyor independen.
"Jadi kita fokus dan serius untuk pengembangannya di Sumbawa Barat. Enggak ada yang berubah. Progres sampai Januari 2019 capai 13,6%. Evaluasi berikutnya di akhir Juli. Kita tiap bulan dievaluasi surveyor independen," kata Rachmat dalam Halalbihalal di Jakarta, Selasa (18/6/2019).
Menurut Rachmat, hingga saat ini pembangunan masih sesuai rencana. Perusahaan telah menunjuk kontraktor luar untuk mengembangkan Front-End Engineering Design (FEED) yang diprediksi selesai Oktober tahun ini.
Baca Juga: Groundbreaking Proyek Smelter Feronikel di Kolaka
Setelah FEED selesai, perusahaan akan langsung melakukan Engineering, Procurement, Construaction (EPC). Lalu dilanjutkan dengan masa konstruksi pertengahan tahun depan.
Masa kontruksi diperkirakan berjalan hingga 2,5 tahun. Smelter bakal beroperasi awal pada 2022, setelah itu pada akhir 2023 baru bisa benar-benar beroperasi penuh.
"Untuk kapasitas full operation bisa 1,3 juta ton per tahun," ucapnya.
Untuk mendongkrak produksi bisa mencapai 1,3 juta ton saat smelter beroperasi penuh, perusahaan mencari calon perusahaan lain. Tapi dia enggan menyebutkan siapa saja kandidatnya.
Baca Juga: Smelter Nikel Senilai USD1 Miliar Beroperasi di Konawe
Selain fokus pembangunan smelter, perusahaan juga tengah menghemat biaya perusahaan. Efisiensi dilakukan salah satunya karena ada pembangunan smelter.
"Kita butuh insentif tambahan. Pajak mungkin semasa pembangunan. Tax holiday dan lain untuk memperbaiki keekonomian. By product juga kita mau dapat kemudahan. By product ada yang masuk ke B3 bisa tapi biayanya nambah jadi mahal," ucapnya
Sebagai informias, tahun ini produksi dan izin ekspor konsentrat tembaga perusahaan sekitar 336 ribu. Sebanyak 100 ribuan dijual ke PT Smelting di Gresik dan sisanya diekspor. Jika smelter Amman Mineral benar-benar beroperasi, perusahaan tak lagi ekspor ke luar tapi diolah di dalam negeri.
(Feby Novalius)