“Proyek ini menjadi bukti kapabilitas kami dari segi engineering, penguasaan teknologi, proyek manajemen serta memperoleh wawasan baru yang merupakan hasil interaksi dengan pihak-pihak berkepentingan yang berasal dari negara lain,” ungkapnya.
Bandara Internasional Oecusse terdiri dari pembangunan fasilitas landside dan airside seperti Tower Air Traffic Control (ATC), terminal building, quarrantine, fuel depot, Distance Measuring Equiment (DME), VHF Omnidirectional Range (VOR), runway, taxiway, apron, airfit lighting, hingga fasilitas bandara lainnya. Lebih lanjut, lingkup pekerjaan Perseroan pada proyek bandara internasional ini juga meliputi pembuatan runway baru sepanjang 2,5 Km, pelebaran dan perluasan wilayah bandara agar bisa dijadikan bandara komersial, pemutakhiran sistem radar dan navigasi serta pemutakhiran sistem dan standar safety bandara internasional. Selama periode 2015–2018, proses pembangunan ini melibatkan lebih dari 500 tenaga kerja gabungan Indonesia dan Timor Leste.
Baca Juga: WIKA Incar Proyek di Luar Negeri, Nilainya Rp10 Triliun
Sebagian besar material berasal dari Indonesia seperti semen, besi beton, material arsitektur, dan garbarata, termasuk material baja konstruksi yang difabrikasi oleh entitas anak Perseroan, WIKA Industri & Konstruksi. Namun, beberapa peralatan yang belum tersedia di Indonesia didatangkan oleh WIKA dari beberapa negara seperti Amerika, Tiongkok, Austria, Australia. Timor Leste, Salah Satu Market Strategis Perseroan Tak hanya membangun infrastruktur kebandaraan dan penunjangnya di Distrik Oe-cusse, WIKA juga turut membangun Comoro Bridges 1 & 2, Natarbora Bridges, dan Batugade-Maliana Road. Selain itu, WIKA juga menunjukkan keahliannya membangun sarana dan prasarana terkait bidang energi.
(Feby Novalius)