JAKARTA - Reputasi perusahaan perlu dibangun bertahun-tahun tidak hanya di depan nasabah tetapi juga dimata pemangku kepentingan (stakeholders).
“Umumnya, perusahaan akan tangguh terhadap hoaks, karena mereka konsisten membangun reputasi dan menerjemahkan prinsip-prinsip humanistik dalam bisnisnya. Masih banyak perusahaan belum menjiwai konsep humanistik bisnis,” ujar paktisi data driven marketing dan pengamat corporate image Godo Tjahjono di Jakarta, Rabu (17/7/2019).
 Baca Juga: Kresna Graha dan Pakuwon Jati Masuk 200 Perusahaan Terbaik Asia
Menurutnya, salah satu kunci menjaga corporate image adalah hubungan langsung antara representasi perusahaan, termasuk agen, dalam bersentuhan dengan nasabah dan stakeholders lainnya dalam prinsip-prinsip humanistic business yakni goodness, respect dan dignity.
Seperti juga umumnya di industri lain, ungkap Godo, informasi hoax di industri asuransi berasal dari pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dari pihak lainnya dan sejauh ini dilakukan melalui berbagai tindakan penyebaran berita bohong untuk menutupi tindakan penipuan asuransi.
"Termasuk melalui kampanye gelap guna merusak citra perusahaan, antara lain membangun narasi proses klaim nasabah yang tidak mudah oleh perusahaan,” tambahnya.
 Baca Juga: 10 Perusahaan Tbk Skala Menengah Terbaik di Asia, Nomor 6 dari Indonesia