Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Polemik Kurir Sepeda dari Pekerja Migran dan Pedang Bermata Dua Gig Economy

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Senin, 22 Juli 2019 |14:50 WIB
Polemik Kurir Sepeda dari Pekerja Migran dan Pedang Bermata Dua <i>Gig Economy</i>
Rappi Kurir Sepeda (BBC)
A
A
A

Salah satu dampak terbesar dari kehadiran pekerja asal Venezuela adalah penurunan upah minimum. Kajian Bank Dunia yang urung diterbitkan menemukan fakta, setiap kenaikan 1% migrasi dari Venezuela menurunkan upah kerja di Kolombia sebesar 3%.Angka itu termasuk warga Kolombia yang pindah ke Venezuela untuk menghindari konflik sipil, namun bekalangan memutuskan kembali ke kampung halaman.Jika yang dihitung hanya kedatangan warga asli Venezuela, penurunan upah di Kolombia dapat mencapai 5%."Perekonomian memberi angka yang pasti tentang pekerjaan yang tersedia, termasuk jumlah pekerja yang ada. Saat Anda menambah jumlah pekerja dan bukan pekerjaan, pemberi kerja dapat memberi upah rendah," kata ekonom Bank Dunia, German Caruso.Dalam sebuah protes terbuka pada Oktober 2018, para mitra Rappi asal Kolombia menuduh perusahaan rintisan itu mengurangi upah per pengantaran akibat kehadiran tenaga asal Venezuela.Para kurir itu menyebut imigran Venezuela tidak mengetahui standar upah sebelumnya. Namun akibat terdesak kebutuhan ekonomi, pendatang itu diklaim menerima pekerjaan dengan upah rendah.Petinggi Rappi, Simon Borrero berkata, perusahaannya 'terhukum' karena perbuatan perusahaan lain penyokong gig economy yang kerap membayar tenaga kerja di bawah standar minimum."Orang-orang berpikir kita mencari cara untuk mendapat lebih banyak keuntungan, dengan memberi upah rendah kepada para kurir kami."Tapi kami memiliki daftar tunggu, kami tidak harus membayar lebih tinggi kepada mereka. Kami ingin menjadi perusahaan yang memberi peluang bagi masyarakat Amerika Latin. Kami ingin ikut mendorong benua ini terus berkembang," kata Borrero.Borrero mengklaim, kurir Rappi rata-rata dibayar 2,5 kali lebih besar ketimbang upah minimum di Amerika Latin. Di Kolombia, gaji bulanan berkisar Rp3,6 juta.Rappi menyebut besar upah tergantung pada jarak, jenis jasa pengantaran, dan kategori hari. Di Kolombia, seorang kurir mendapatkan Rp13-17 ribu per pengantaran makanan. Upah itu bisa melonjak sampai Rp55 ribu untuk pesanan yang rumit.Carlos Esteban, kurir asal Venezuela yang tiba di Bogota tujuh bulan lalu, mengaku mendapat sekitar Rp4,1 juta perbulan, untuk sembilan jam kerja per hari dan enam hari sepekan. Angka itu lebih besar ketimbang upah minimum, tapi lebih sedikit dari yang diestimasi Borrero.Kurir baru biasanya mendapat penilaian rendah dari pelanggan. Konsekuensinya, aplikasi memberi mereka lebih sedikit pesanan.Margen Albornoz, kuris asal Venezuela lainnya, menyebut jumlah pekerja yang banyak membuat mereka menerima lebih sedikit pesanan. Namun dia bisa menerima gaji yang lebih besar di Rappi daripada perusahaan lain di Kolombia.Kawan Albornoz asal Kolombia, Esteban Girardo, lebih terang-terangan. "Ada begitu banyak orang Venezuela di Rappi sehingga tidak mungkin kami menimba penghasilan dari tempat itu lagi," tuturnya.Girardo yang berusia 18 tahun telah menunggu satu jam untuk pesanan berikutnya. Ia berkata, sebelumnya ia bisa meraup Rp140 ribu dalam enam jam. Saat nasib buruk menimpanya, ia meraih sekitar Rp30 ribu, jauh dari upah minimum.'Hal positif'

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement