Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pulau Jawa Masih Jadi Penikmat 'Kue' Ekonomi Terbesar

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Rabu, 05 Februari 2020 |17:54 WIB
Pulau Jawa Masih Jadi Penikmat 'Kue' Ekonomi Terbesar
Grafik Ekonomi (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,02% di sepanjang 2019 dengan Produk Domestik Bruto (PDB) berjumlah Rp15.833 triliun. Kue ekonomi tersebut paling besar masih dinikmati Pulau Jawa.

Pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa tercatat mencapai 5,52%, melampaui tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Porsinya terdapat PDB nasional sebesar 59%.

"Kalau secara spasial memang strukturnya tidak banyak berubah," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (5/2/2020).

Baca Juga: Virus Korona Memunculkan Skema Penipuan Klaim Saham

Menurutnya, dominasi yang paling besar pada perekonomian Pulau Jawa berasal dari Provinsi DKI Jakarta sebesar 29%. Kemudian diikuti Provinsi Jawa Timur dan Jawa Barat. Sedangkan pertumbuhan di Pulau Sumatera tercatat sebesar 4,57% dengan porsinya 21,32% pada PDB nasional. Menjadi yang terbesar kedua setelah Pulau Jawa.

"Di Sumatera yang paling tinggi dari Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan," imbuh dia.

Sementara pertumbuhan ekonomi Pulau Kalimantan tercatat 4,99% dengan kontribusi terhadap PDB 8,05%. Menurut Suhariyanto, dominasi ekonomi Pulau Kalimantan paling besar ada di Kalimantan Timur yakni sebesar 10%.

Baca Juga: Virus Korona Ganggu Hubungan Dagang AS-China

Kemudian pertumbuhan ekonomi di Pulau Sulawesi tercatat tumbuh 6,65% dengan porsinya pada PDB sebesar 6,43%. Ekonomi Pulau Bali dan Nusa Tenggara tumbuh sebesar 5,07% dengan kontribusi 3,06%.

Namun pada Pulau Maluku dan Papua mengalami pertumbuhan negatif 7,40% dengan kontribusi 2,24% terhadap PDB. Terdiri dari pertumbuhan di Maluku 5% dan Maluku Utara 6,3%, sedangkan Papua negatif 15,72%.

"Penyebab ekonomi Papua turun, utamanya adalah Freeport, penurunan produksi karena ada pengalihan sistem tambang," kata Suhariyanto.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement