JAKARTA - Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) Kementerian Keuangan memproyeksi angka kemiskinan secara nasional akan terus bertambah akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
Direktur Dana Transfer Khusus Ditjen Perimbangan Keuangan (DJPK) Kemenkeu Putut Hari Satyaka mengatakan, penduduk miskin di Pulau Jawa diprediksi akan bertambah 2,13 juta orang, dalam skenario sangat berat.
"Sementara untuk skenario berat akan bertambah 0,64 juta orang. Jadi, dari peningkatan itu, paling banyak berada di Pulau Jawa," ujar dia pada telekonfrensi di Jakarta, Jumat (29/5/2020).
Baca Juga: Covid-19 Picu Lonjakan Masyarakat 'Miskin Dadakan'
Dia juga merinci angka kemiskinan di Pulau Jawa terbanyak di antara pulau lainnya karena Jawa menjadi pusat penyebaran virus corona. Kemudian, angka kemiskinan di Pulau Sumatera memang diprediksi naik 0,85 juta orang dalam skenario sangat berat dan bertambah 0,28 juta orang dalam skenario berat.
"Untuk Pulau Bali dan Nusa Tenggara, angka kemiskinan dalam skenario sangat berat naik 0,25 juta orang dan skenario berat naik 0,07 juta orang. Sementara di Sulawesi untuk skenario sangat berat naik 0,24 juta orang dan skenario berat naik 0,07 juta orang," ungkap dia.
Baca Juga: Skenario Berat, Sri Mulyani: Orang Miskin di RI Bisa Bertambah 4,8 Juta Orang
Lalu, lanjut dia, pulau Kalimantan untuk skenario sangat berat, angka kemiskinan akan naik 0,18 juta orang dan skenario berat 0,06 juta orang. Terakhir di Maluku dan Papua untuk skenario sangat berat naik 0,13 juta orang dan berat naik 0,04 juta orang.
"Adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah wilayah Pulau Jawa juga berdampak pada terganggunya aktivitas bisnis. Paling berat di Jawa, karena epicentrum Covid-19 memang paling berat di Jawa. Bukan berarti daerah lain enggak dapat dampak yang berat. Sumatera berat," jelas dia