Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Bos Siemens: Ekonomi China Pulih Sangat Cepat

Giri Hartomo , Jurnalis-Jum'at, 07 Agustus 2020 |16:00 WIB
Bos Siemens: Ekonomi China Pulih Sangat Cepat
Ekonomi China Pulih Sangat Cepat dari Krisis Akibat Covid. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - CEO Siemens Joe Kaeser menilai China sangat cepat dalam pemulihan ekonomi yang terdampak krisis virus corona. Bahkan saat ini aktivitas bisnis sudah kembali berjalan normal.

“China sangat cepat dapat pulih dari asal mula krisis. Dalam bisnis kami, China sebenarnya naik dibandingkan dengan periode tahun lalu, jadi kami melihat jumlah permintaan yang lebih tinggi daripada sebelum krisis", ujarnya dikutip dari CNBC, Jumat (9/8/2020).

Baca Juga: Negara Lain Resesi, Ekonomi China Tumbuh 3,2% pada Kuartal II-2020

Pemulihan ekonomi yang begitu cepat membuat pesanan handphone di Siemens mengalami peningkatan sebesar 6%. Hal ini menjadi kabar gembira setelah seluruh toko tempat Siemens beroperasi mencatat penurunan jumlah pesanan pada periode yang sama.

China

(Foto: Ruang Bawah Tanah Stasiun Kereta di China)

Siemens melaporkan laba bersih sebesar 535 juta euro atau USD635 juta atau Rp9,3 triliun di kuartal II-2020, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meskipun lingkungan ekonomi yang menantang, Siemens juga mengatakan bahwa pajak penghasilan yang lebih tinggi berkontribusi pada penurunan laba.

Baca Juga: Banyak yang Nyinyir, Menko Luhut: 18% Ekonomi Dunia Dikuasai China

Sorotan lain untuk kuartal ini adalah pendapatan mencapai 13,5 miliar euro atau Rp234,1 triliun lebih rendah dari tahun lalu. Lalu arus kas bebas melonjak menjadi 2,5 miliar euro atau Rp43,3 triliun dari 434 juta euro atau Rp7,5 triliun tahun lalu.

"Semua unit, terutama Siemens Mobility, berkontribusi pada peningkatan substansial ini," kata perusahaan Jerman itu dalam sebuah pernyataan tentang lonjakan arus kas sebesar 200%.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement