Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ekonomi Indonesia Minus 2,07%, Resesi Bisa Berkelanjutan Tahun Ini

Hafid Fuad , Jurnalis-Jum'at, 05 Februari 2021 |12:09 WIB
Ekonomi Indonesia Minus 2,07%, Resesi Bisa Berkelanjutan Tahun Ini
Indonesia Alami Resesi. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020 minus 2,19% (yoy) atau minus 2,07% sepanjang 2020.

Pengamat Ekonomi Bhima Yudhistira pun mengkritisi realisasi pertumbuhan ekonomi hingga akhir 2020. Hal paling utama menyoroti ada penurunan dari kuartal III-2020 atau secara q-to-q (antar kuartal).

"Kuartal IV-2020 pertumbuhan q-to-q turun minus 0,42% dibanding kuartal III 2020 yang naik 5,05%. Ini membuktikan pola pemulihan ekonomi kembali turun pada kuartal akhir jika dibanding kuartal ketiga," ujar Bhima kepada MNC Portal Indonesia ini di Jakarta, Jumat (5/2/2021).

Baca Juga: Ekonomi Indonesia 2020 Minus 2,07%, Terparah sejak Krisis 1998

Kinerja ekonomi pada akhir 2020 menunjukkan dua hal. Pertama, kegagalan pemerintah dalam mengendalikan pandemi sehingga masyarakat masih menahan untuk berbelanja. Kelompok pengeluaran menengah dan atas berperan hingga 83% dari total konsumsi nasional.

"Untuk memulihkan permintaan kelompok ini kuncinya adalah penanganan pandemi, hal ini yang tidak dijalankan dengan baik oleh pemerintah," sebutnya.

Kebijakan New Normal yang dipaksakan terbukti blunder. Pada satu sisi ada dorongan agar masyarakat bisa beraktivitas dengan protokol kesehatan, tapi PSBB jalan terus operasional berbagai jenis usaha dibatasi. Ini kebijakan abnormal.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minus, Kecuali Sulawesi, Maluku dan Papua

"Kebijakan yang maju mundur membuat kepercayaan konsumen jadi turun. Ada vaksin, ada new normal tapi kenapa ada PPKM? Kenapa kasus harian masih tinggi? Ini jadi pertanyaan di benak konsumen," jelasnya.

Meskipun sudah ada vaksinasi yang mulai mengangkat optimisme pelaku usaha dan konsumen di akhir tahun 2020, tapi timbul pesimisme terkait jenis vaksin yang digunakan. Selain itu, ada masalah kecepatan distribusi vaksin yang butuh waktu tidak sebentar. Kemudian kembali diberlakukannya PPKM jilid I menggerus kepercayaan konsumen lebih dalam.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement