JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi minus dikarenakan daya beli masyarakat masih rendah. Untuk itu, diperlukan stimulus atau bantuan sosial (bansos) untuk mendongkrak daya beli masyarakat.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa demi mengatasi ekonomi yang terkontraksi, pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk mendongkrak konsumsi masyarakat.
Baca Juga:Â Ekonomi Indonesia 2020 Minus 2,07%, Terparah sejak Krisis 1998
"Tentu kita akan terus mendorong di konsumsi rumah tangga (RT), pemerintah menyiapkan anggaran yang angkanya terus bergerak, ya," ujar Airlangga dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (5/2/2021).
Dia menyebutkan, untuk perlindungan sosial, pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp148,66 triliun. Untuk Program Keluarga Harapan (PKH) ada 10 juta penerima manfaat. Demikian pula untuk bantuan lainnya seperti Kartu Sembako, Prakerja, BLT dana desa, bansos tunai, dan kuota internet serta diskon listrik yang dilanjutkan.
Baca Juga:Â Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Minus, Kecuali Sulawesi, Maluku dan Papua
"Terkait dengan anggaran pemerintah, secara nominal dia meningkat, namun dari segi persentase karena angkanya berubah, memang turun. Ini menjadi pelajaran bahwa efektivitas belanja pemerintah harus ditingkatkan," ungkap Airlangga.