JAKARTA - Hasil investigasi awal atau laporan pendahuluan dari kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 segera diumumkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Pengumuman ini sudah ditunggu-tunggu oleh berbagai pihak karena penasaran dengan penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182
Ketua KNKT Soerjanto sendiri mengaku sudah mengunduh data dari kotak hitam atau black box yang berisi Flight Data Recorder (FDR). Namun dirinya masih belum bisa mengumumkan ke publik saat ini terkait penyebab dari kecelakaan pesawat tersebut.
KNKT juga masih menunggu proses pencarian dari kotak hitam berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) yang masih terus diupayakan. Dengan ditemukannya memori CVR bisa membantu proses investigasi dari Sriwijaya Air SJ-182.
Baca Juga: 5 Fakta Kronologi Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh hingga Bawa-Bawa Dukun
“(Black box berisi FDR) Sudah dibaca,” ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (9/2/2021).
Sebelumnya, Soerjanto sempat menjelaskan kronologis jatuhnya pesawat Sriwijaya Air di perairan antara Pulau Lancang dan Pulau Laki.saat kejadian ada dua pesawat yang berada di depan dan di belakang Sriwijaya Air SJ-182 yaitu milik Air Asia dengan rute yang menuju Pontianak.
Namun menurut Soerjanto, kedua pesawat milik AirAsia tersebut sama sekali tidak mengalami masalah. Sedangkan, Sriwijaya Air, setelah lepas landas pilot sempat meminta ke pemandu lalu lintas udara untuk mengganti arah untuk menghindari cuaca buruk.
Baca Juga: Penyebab Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182 Mulai Terungkap, Kini Dukun Diminta Turun Tangan
Oleh karena itu, Soerjanto menyebut akan kembali meneliti, sistem pengontrol pengaturan daya dari mesin pesawat atau autothrottle agar bisa mengetahui lebih lanjut atas jatuhnya pesawat tersebut. Namun dirinya belum bisa mengambil kesimpulan mengenai penyebab pesawat karena masih harus menunggu proses pencarian kotak hitam berisi CVR.
"Saat ini kami belum memberikan kesimpulan atau hasil analisa, tapi kami akan menunggu hasil dari CVR dan beberapa komponen yang kami kirim ke AS dan UK. Karena dari komponen itu kenapa dan yang rusak yang mana dari 13 parameter ini membikin perubahan di auto sistem," jelasnya.
Namun, Soerjanto memastikan jika pesawat Sriwijaya Air SJ-182 masih utuh sampai akhirnya membentur air. Kepastian tersebut menyusul dengan berbagai bukti dan analisa yang dilakukan.
Salah satu indikator yang mendorong pernyataan tersebut adalah mengenai sebaran puing pesawat yang ditemukan oleh Tim SAR Gabungan. Tim SAR Gabungan sendiri pada hari pertama menemukan puing pesawat berlogo Ri-Yu itu tersebar di wilayah dengan luas 80 meter dan panjang 110 meter.