JAKARTA - Harga minyak dunia memperpanjang kenaikan dengan melonjak hampir dua% pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah lebih banyak negara bagian AS mengurangi penguncian (Lockdown) dan Uni Eropa berusaha menarik wisatawan, meskipun melonjaknya kasus COVID-19 di India membatasi kenaikan.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli ditutup di USD68,88 per barel, terangkat USD1,32 atau 1,95%. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik USD1,20 atau 1,86%, menjadi menetap di USD65,69 per barel, dilansir dari Antara, Rabu (5/5/2021).
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik 1%
Kontrak berjangka menguat dalam perdagangan pasca penyelesaian setelah American Petroleum Institute memperkirakan persediaan minyak mentah AS turun lebih dari yang diperkirakan, menurut para pedagang.
"Pasar optimis menjelang hari-hari mendatang, didorong oleh pergerakan penerbangan antara AS dan Eropa," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. Permintaan bahan bakar diesel, termasuk jet, menderita selama pandemi, membebani pasar minyak global.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Imbas Melemahnya Impor Jepang
Harga didukung oleh prospek kenaikan permintaan bahan bakar karena negara bagian New York, New Jersey dan Connecticut berupaya meredakan pandemi dan rencana Uni Eropa untuk terbuka bagi pengunjung asing yang telah divaksinasi, kata para analis.
"Kekuatan pasar saham kemarin diikuti sampai pagi ini di pasar minyak ... pasar berfokus pada peluncuran program vaksin yang berhasil di AS dan di negara maju lainnya dan bukan pada kehancuran di India dan Brazil."
Pedagang melihat tanda-tanda lebih lanjut dari meningkatnya permintaan minyak mentah AS dalam data persediaan API yang dikeluarkan Selasa (4/5/2021) sore. Stok minyak mentah turun 7,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 30 April. Persediaan bensin turun 5,3 juta barel dan stok distilasi turun 3,5 juta barel, data menunjukkan, menurut sumber.
Follow Berita Okezone di Google News