JAKARTA - Pandemi melumpuhkan sektor pariwisata yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi utamanya di Bali. Banyak pelaku industri pariwisata yang bernasib tidak jelas sejak virus corona melanda.
Situasi sulit diungkap Ketut. Ibu tiga anak itu tinggal di Jalan Kapten Japa, Dangin Puri Kelod, Kecamatan Denpasar Timur, Bali. Sebagai ibu rumah tangga, Ketut mengandalkan suaminya untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Nasib kurang beruntung justru dihadapi suaminya. Selama satu setengah tahun suaminya sudah tidak bekerja kembali karena kena pemutusan hubungan kerja (PHK). Sebelumnya, suaminya bekerja di sebuah restoran, namun tutup karena terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Cek Ya! Bansos Tunai Rp600.000 hingga BLT Rp300.000 Cair Bulan Ini
"Mulai Maret tahun lalu (PHK). Pariwisata tutup, sehingga tamu tidak ada yang datang ke Bali. Akhirnya tidak kerja lagi," keluh Ketut pada Jumat(11/6/2021).
Meskipun mengalami nasib kurang beruntung, namun Ketut mendapatkan rezeki lain. Ketut terpilih untuk berhak mendapatkan bantuan sosial tunai (BST) dari pemerintah.
BST merupakan bantuan uang senilai Rp300 ribu dari Kementerian Sosial (Kemensos), yang disalurkan melalui PT Pos Indonesia (Persero) setiap bulan.
Baca Juga: Cek Penerima BLT UMKM Rp1,2 Juta di eform.bri.co.id/bpum
"Saya dikasih tahu oleh kepala desa, bahwa saya dapat bantuan BST. Disuruh ambilnya di kantor Pos. Ya sudah, saya kumpulkan KTP dan KK. Prosesnya berlangsung cepat," kata Ketut.
Dalam proses pencairannya, Ketut pergi bersama suaminya. Tidak lupa juga dia tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes), dengan membawa masker dan hand sanitizer.
Beras, menjadi komoditas utama yang dibeli Ketut ketika BST sudah cair. Ketut pertama kali mendapatkan BST sebesar Rp600 ribu (dirapel dua bulan).
Bantuan ini sangat terasa manfaatnya, terutama dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dengan adanya BST, dia tidak pusing untuk menghidupi ketiga anaknya.
"Anak saya yang pertama baru saja mendapatkan kerja. Yang kedua baru 22 tahun, masih kuliah. Ketiga baru 20 tahun. Namun dia tidak mau kuliah karena tidak ada biaya," katanya.