JAKARTA - Indeks dolar AS jatuh untuk hari keempat berturut-turut terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Dolar melemah setelah laporan pekerjaan AS yang jauh lebih lemah dari perkiraan kemungkinan akan membuat Federal Reserve tidak bergerak dalam mengurangi langkah-langkah stimulus besar-besarannya.
Data penggajian (payrolls) nonpertanian AS meningkat 235.000 pada Agustus, jauh di bawah perkiraan 728.000 pekerjaan oleh para ekonom dalam jajak pendapat Reuters, sementara tingkat pengangguran turun menjadi 5,2% dari 5,4% di bulan sebelumnya.
Baca Juga: Investor Pantau Data Ekonomi Terbaru, Dolar AS Menguat
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun ke level 91,941, terendah sejak 4 Agustus, dan terakhir turun 0,231% pada 92,014. Indeks dolar telah turun sekitar 0,7% selama minggu ini.
Dolar telah melemah di tengah ketidakpastian atas jalur kebijakan Fed. Ketua Fed Jerome Powell mengatakan Jumat lalu (27/8/2021) bahwa pengurangan stimulus dapat dimulai tahun ini jika pertumbuhan lapangan kerja berlanjut namun bank sentral tidak akan terburu-buru untuk melakukannya.
Baca Juga: Indeks Dolar AS Melemah Tipis
Meningkatnya kasus COVID-19 dalam beberapa pekan terakhir telah menimbulkan kekhawatiran pemulihan ekonomi dapat terhenti. Data pekerjaan kemungkinan akan menahan The Fed.
"Ini menambah perhatian atau fokus pada data Oktober, karena sekarang kami ingin melihat apakah ada tren," kata JB Mackenzie, direktur pelaksana untuk perdagangan berjangka dan valas di TD Ameritrade di Chicago.
"(The Fed) mencoba mengirim telegram bahwa jika ekonomi terus memanas dan mereka perlu mengambil tindakan, mereka akan melakukannya, dan transparansi itu penting bagi pasar dan itulah salah satu alasan utama Anda terus melihat tidak ada reaksi besar terhadap penurunan ini karena pasar merasa seolah-olah mereka telah diberi arah yang jelas."