NEW YORK - Dolar AS mencapai level tertinggi terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Dolar AS menguat didorong naiknya data penjualan ritel AS pada Agustus. Hal ini pun meredakan beberapa kekhawatiran tentang perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi AS.
Indeks dolar yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang utama saingannya, menambah kenaikannya setelah laporan data penjualan ritel dan terakhir naik 0,5% pada 92,866. Indeks mencapai level tertinggi sejak 27 Agustus.
Penjualan ritel naik 0,7% bulan lalu, sebagian didorong oleh belanja kembali ke sekolah dan pembayaran subsidi kredit pajak untuk anak, sementara data untuk Juli direvisi turun.
Baca Juga:Â Dolar AS Anjlok, Euro Dekati Level Tertinggi
Sebuah laporan terpisah menunjukkan klaim awal untuk tunjangan pengangguran AS meningkat 20.000 menjadi 332.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan yang berakhir 11 September. Para ekonom telah memperkirakan 330.000 klaim untuk minggu terakhir.
"Jika melihat angka penjualan ritel, itu cukup konstruktif, bahkan dengan revisi, jadi kami melihat dolar mendapat manfaat dari itu, terutama terhadap mata uang pendanaan seperti euro, franc Swiss, dan yen," kata Kepala Analis Valas Amerika Utara, Bipan Rai, dikutip dari Antara, Jumat (17/9/2021).
Baca Juga:Â Dolar Kian Tertekan Data Tenaga Kerja AS
Berita itu dapat meningkatkan ekspektasi investor untuk pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu depan dan seberapa cepat bank sentral AS akan mulai mengurangi stimulus.
"Rasanya seperti kekhawatiran apa pun yang tersisa dengan ekonomi yang mendasarinya, itu sedikit terhanyut. Jadi, saat bergerak menuju The Fed minggu depan, bukti mendukung gagasan bahwa kita akan mendapatkan sinyal tapering (pengurangan pembelian obligasi) dari The Fed pada pertemuan tersebut," katanya.