JAKARTA - Kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia membaik. Hal ini seiring dengan pemulihan ekonomi Indonesia yang terus membaik serta penanganan penyebaran pandemi COVID-19.
"Kami juga mencatat ada pergeseran preferensi investor asing dari Surat Berharga Negara (SBN) ke pasar modal Indonesia, yang menggambarkan kepercayaan investor terhadap prospek pemulihan ekonomi Indonesia," ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso dalam acara Capital Market Day di London, Inggris, Sabtu (30/10/2021).
Baca Juga: Sri Mulyani Beberkan Keberhasilan Penanganan Covid-19 hingga Pulihnya Ekonomi
Hadir dalam acara itu Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan, Ketua Kadin Indonesia Arsyad Rasjid dan sejumlah pemimpin Himbara. Acara tersebut juga dihadiri CEO London Stock Exchange (LSE) Group Murray Roos dan Steven Marcellino Pimpinan Global Indonesian Professionals' Association (GIPA) serta kalangan pengusaha di Inggris.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif 7,07% (yoy) pada kuartal II-2021 dan pemerintah memperkirakan hingga akhir tahun pertumbuhan mencapai 3,7 – 4,5%.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ingin Buktikan Pemulihan Ekonomi Indonesia Lebih Cepat
"Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2021 tercatat sebesar 7,07% (yoy), membaik dari kinerja pada kuartal I 2021 yang mengalami kontraksi sebesar 0,71% (yoy). Peningkatan permintaan domestik yang cukup signifikan menjadi sumber utama perbaikan kinerja PDB dengan seluruh komponen sisi permintaan menunjukkan pertumbuhan yang solid, terutama komponen konsumsi rumah tangga dan pemerintah," ujar Luhut.
Luhut juga menyampaikan kasus lonjakan COVID-19 dan pembatasan mobilitas yang ketat dimulai pada akhir kuartal II dan berakhir pada akhir kuartal III, kemungkinan mempengaruhi angka pertumbuhan pada kuartal III.
Namun dengan penanganan COVID-19 yang solid, pemulihan yang kuat di kuartal IV 2021 masih dapat dicapai di masa mendatang. Lebih lanjut, Wimboh menjelaskan, kepercayaan investor terhadap pasar modal dan perekonomian Indonesia juga terlihat dari nilai penghimpunan dana yang hingga 26 Oktober 2021 mencapai Rp273,9 triliun dan 40 emiten baru yang telah melakukan penawaran umum.