Namun, kenaikan tersebut diikuti dengan kenaikan berbagai beban usaha yang menghasilkan rugi bersih sebesar USD 4,7 juta untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2021, naik 118% dibanding rugi bersih pada periode yang sama tahun sebelumya sebesar USD 2,1 juta.
Perseroan meyakini dengan ekspansi di bidang usaha yang baru terutama dari sektor pertambangan batu bara, dapat memperbaiki nilai perusahaan.
"Mengingat industri penerbangan masih belum pulih, IATA meyakini ekspansi di bidang usaha baru menjadi solusi untuk memperbaiki nilai perusahaan," seperti dikutip melalui laporan resmi, Kamis (10/2/2022).
(Dani Jumadil Akhir)